20 December 2024
12 August 2024
12 June 2024
15 May 2020
JAKARTA - 12 Mei 2020 Menggunakan masker dan sering mencuci tangan jadi kebiasaan baru sejak pandemi Covid 19. Walaupun mencuci tangan sudah lama digaungkan sebagai pencegahan penyakit, namun masyarakat baru mulai tergerak aktif belakangan ini. Baik menggunakan sabun di air mengalir, dan juga menggunakan hand sanitizer.
Di balik kebiasaan baik untuk sering mencuci tangan dan menggunakan masker, ternyata membawa dampak pada kulit. Padahal, kulit sebagai barrier (penghalang) masuknya benda asing termasuk virus harus dijaga kesehatan dan kelembapannya. Terlebih saat pandemi Covid 19.
Dokter Spesialis Kulit - Dermatologi Kosmetik dr. Lilik Norawati, Sp.KK, FINSDV, FAADV mengatakan, kulit kering tidak bisa diabaikan. Kulit kering bisa membuat Anda lebih rentan terhadap bakteri atau infeksi. Mengapa? Karena kurangnya kelembapan, kulit tangan akan mudah pecah-pecah, menciptakan jalan masuk bagi mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit. Kulit tangan juga dapat mengalami iritasi akibat penggunaan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol, yang dapat menyebabkan dermatitis atau eksim berkepanjangan.
Bila kulit tangan mengalami infeksi atau eksim, tentunya akan mengganggu fungsi tangan, sehingga akan mengganggu kegiatan sehari-hari. "Berdasarkan pengalaman saya menangani pasien selama pandemik Covid 19, ternyata masalah kulit timbul tidak hanya akibat sering mencuci tangan atau penggunaan hand sanitizer yang berlebihan atau terlalu sering, tapi juga terjadi akibat penggunaan masker dalam jangka waktu lama," katanya.
Dr. Abraham Arimuko, Sp.KK, MARS, FINSDV, FAADV, Dokter Spesialis kulit – Dermatologi Kosmetik, mengatakan, pemakaian APD yang lebih intens ini menjadi muncul banyak keluhan. Mulai dari iritasi atau rasa pedih saja, muncul ruam, dan lecet. Bisa juga muncul bisul kecil-kecil, bahkan bisa kambuh herpes yang muncul di sekitar sudut mulut. Selain itu, bisa timbul jerawat dan pigmentasi inflamasi, dimana kulit menjadi hitam-hitam. Tidak hanya orang dewasa, pada saat pandemi seperti ini, semua bisa berdampak, termasuk anak-anak.
dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV mengatakan, "Terutama, di masa pandemi sekarang, orangtua harus tetap waspada. Sebab, tujuan perawatan kulit anak intinya hanya dua. Pertama, mempertahankan kulit anak sebagai pelindung. Kedua, mengurangi dan mencegah iritasi," katanya.
Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perawatan kulit anak, yakni membersihkan, melembapkan, dan melindungi. Pada proses melembapkan, orangtua dapat memberikan pelembap pada seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki anak, setelah selesai mereka mandi dengan sabun (boleh juga menggunakan sabun yang mengandung pelembap). Pelembap yang bisa diberikan ke anak selesai mereka mandi adalah pelembap jenis lotion.
Sama seperti anak-anak, untuk mengatasi kulit kering, pada orang dewasapun, harus rajin menggunakan pelembap. Dokter Lilik mengatakan, saat ini terdapat beberapa pelembap khusus yang dapat memperbaiki barrier kulit yang rusak, karena tidak semua pelembap dapat memperbaiki barrier kulit yang rusak. Contoh pelembap yang dapat memperbaiki barrier kulit adalah pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide. Pseudo-Ceramide mempunyai kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering. Selain kandungan pelembap, aplikasi pelembap yang sering adalah hal yang penting bagi mereka yang memiliki kekeringan kulit dan juga untuk mencegah terjadinya kekeringan kulit.
Medical Affairs Manager Soho Global Health, dr. Melissa Djaja, mengatakan pelembab dengan kandungan Pseudo-Ceramide bermanfaat di dalam membangun struktur lipid yang ada pada lapisan kulit, didukung oleh teknologi MLE® (Multi-Lamellar Emulsion) yang menjadikannya sama persis seperti struktur 3 dimensi pelindung kulit yang ada pada manusia. Teknologi ini menghasilkan pelembab yang dapat menjadi solusi ideal untuk memperbaiki pelindung kulit pada kondisi kulit kering dan sensitif.
Ditambahkan VP Marketing Healthcare SOHO Global Health Sylvia A. Rizal, untuk mengembangkan terapi yang fokus pada kesehatan dan perawatan kulit (Skin care), SOHO bekerja sama dengan NeoPharm Co. Ltd, Korea. NeoPharm Co. Ltd ini memiliki kemampuan penguasaan teknologi skin care dan pemahaman kebutuhan konsumen yang sangat baik sehingga produknya menjadi market leader di Korea, terutama untuk sensitive skincare market.
"Lisensi NeoPharm Co. Ltd diberikan kepada SOHO Global Health untuk memasarkan produk pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide melalui brand NOROID. Noroid dengan kandungan Pseudo-Ceramide dan teknologi MLE® yang dipatenkan, menjawab permasalahan untuk kondisi kulit kering dan sensitif dengan formulasi yang dibuat sama seperti struktur alami pada kulit manusia," tutup Sylvia.
SOHO Global Health telah secara konsisten menghasilkan kinerja keuangan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan terlepas dari pasar yang pertumbuhannya melambat. Di tengah lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, kunci kesuksesan kami adalah kemampuan kami untuk menyeimbangkan kesinambungan jangka panjang dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Dibutuhkan disiplin dan komitmen kuat untuk membangun nilai berkelanjutan untuk jangka panjang.
Informasi pada website ini ditujukan untuk memberikan jawaban yang bersifat ilmiah, berdasarkan bukti ilmiah dan berimbang atas pertanyaan medis Anda.
Informasi ini tidak ditujukan sebagai saran medis. Perawatan pasien merupakan tanggung jawab praktisi kesehatan berdasarkan praktek perijinannya serta pengalaman dan informasi spesifik pasien.