20 December 2024
12 August 2024
12 June 2024
08 June 2020
JAKARTA – 3 Juni 2020 Di atas kertas, sudah banyak penelitian yang memperkirakan kapan pandemi Covid 19 di Indonesia akan berakhir. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga telah diperlonggar. Secara bertahap, dimulai fase pertama pada 1 Juni lalu, telah dibuka kembali operasional industri dan jasa bisnis, pembukaan pusat perbelanjaan, sekolah, dan pada awal Agustus diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dapat beroperasi kembali.
Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan. Sampai ditemukan vaksin yang efektif, masyarakat harus hidup berdamai dengan Covid 19 untuk beberapa waktu ke depan. Life must go on.
Dr. dr. Erlina Burhan, SpP, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, menegaskan, bila PSBB tidak dapat dijalankan dengan disiplin dan masyarakat lengah menjalankan protokol kesehatan, diperkirakan terjadi gelombang kedua pandemi Covid 19 di Indonesia setelah bulan Juni 2020. Dikemukakan dr. Erlina bahwa kebiasaan yang sudah dijalankan saat pandemi Covid 19 harus terus dijalankan atau new normal. Pertama adalah disiplin PSBB, antara lain tidak bepergian, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, hidup bersih, dan sehat, termasuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
Selain gelombang kedua Covid 19, pada saat yang bersamaan juga muncul potensi kesehatan metabolik yang meningkat. Dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik, Ketua Komite Medis/Team Covid 19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta mengatakan, pada saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup, baik secara fisik, psikis, atau kehidupan sosial selama bekerja dari rumah (WFH). Semua hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan dan yang paling menonjol terhadap kesehatan metabolik. "Hanya berfokus pada Covid 19 justru membuat orang jadi tidak awas terhadap penyakit metabolik. Padahal, penyakit metabolik itu adalah penyakit degeneratif. Dimana, makin tua kita, maka makin banyak kemungkinannya untuk kena penyakit diabetes, darah tinggi, dan gangguan kolesterol," katanya.
Dokter Spesialis Alergi-imunologi, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI mengatakan, Covid 19 ini merupakan suatu virus pandemik yang menimbulkan ketakutan banyak orang. Jadi, semua orang pakai macam-macam, termasuk pakai suplemen. "Terpenting pada kondisi seperti ini adalah antioksidan. Ini penting sekali, karena proses di dalam tubuh, seperti makanan dan segala macam, akan terbentuk oksidan-oksidan. Jadi, antioksidan itu adalah salah satu yang meningkatkan imun sistem. Antioksidan ada di vitamin A, C, dan E.
Prof. Iris mengatakan, bukan hanya pada saat Covid-19, sehari-hari pun kita butuh antioksidan. Apalagi, dengan kondisi Covid-19 dimana setiap orang butuh sistem imun yang baik. tubuh kita juga dapat menangkal peradangan, antara lain radang sendi.
"Kalau kita tidak yakin dengan kecukupan mengonsumsi buah dan sayur, kita bisa menambahnya dengan mengonsumsi suplemen. Contohnya, suplemen yang mengandung Astaxhantin yang memang sangat khas mengandung antioksidan.
Dijelasakan VP Research & Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, Asthin® series merupakan rangkaian suplemen kesehatan yang mengandung Astaxanthin sebagai sumber antioksidan. Suplementasi Asthin® sering digunakan sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. "Asthin® mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis. Sebagai salah satu senyawa golongan karotenoid, astaxanthin memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat," ucapnya.
Potensi antioksidan Astaxanthin adalah 6000x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin C, 500x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin E, 550x lebih kuat bila dibandingkan dengan EGCG (kandungan pada teh hijau), 800x lebih kuat bila dibandingkan dengan Coenzyme Q10 & 75x lebih kuat bila dibandingkan dengan asam α-lipoat. (Govind, 2016; Ekpe,2018).
Terkait Covid 19, Astaxanthin dapat memainkan peran utama dalam regulasi respon imun, penurunan regulasi komponen proinflamasi dan mempertahankan stres oksidasi, menghasilkan pengurangan badai sitokin. Astaxanthin juga dapat memberikan dukungan untuk pasien dengan ALI (Acute Lung Injury)/ARDS (Acute respiratory distress syndrome) dan yang terkait komplikasi (Talukdar et al, 2020).
Dari berbagai penelitian in vitro, in vivo dan uji klinis, astaxanthin memiliki efek imunomodulasi, anti-inflamasi, dan antioksidan.
Link Berita:
https://gaya.tempo.co/read/1349297/astaxanthin-pada-salmon-baik-untuk-tingkatkan-imun-tubuh
https://mediaindonesia.com/read/detail/317906-awas-penyakit-metabolik-mengintai-pascacovid-19
https://www.gatra.com/detail/news/481005?t=2
https://investor.id/lifestyle/tingkatkan-daya-tahan-tubuh-alami-saat-new-normal-dengan-antioksidan
SOHO Global Health telah secara konsisten menghasilkan kinerja keuangan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan terlepas dari pasar yang pertumbuhannya melambat. Di tengah lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, kunci kesuksesan kami adalah kemampuan kami untuk menyeimbangkan kesinambungan jangka panjang dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Dibutuhkan disiplin dan komitmen kuat untuk membangun nilai berkelanjutan untuk jangka panjang.
Informasi pada website ini ditujukan untuk memberikan jawaban yang bersifat ilmiah, berdasarkan bukti ilmiah dan berimbang atas pertanyaan medis Anda.
Informasi ini tidak ditujukan sebagai saran medis. Perawatan pasien merupakan tanggung jawab praktisi kesehatan berdasarkan praktek perijinannya serta pengalaman dan informasi spesifik pasien.